Sabtu, 13 Februari 2010

ketika burung lepas dari sangkar....

setiap awal pasti ada akhir, setiap perjalanan pasti ada muara persinggahan yang menjadi tujuan
dunia merupakan rangkaian pararel masa perjalanan manusia. dunia menyediakan sekian banyak stasiun -stasiun bagi kita...begitu banyak persediaan-persediaan yang disediakan oleh masa..
pernahkah kita merasa, jiwa kita serasa menghempas, meletup-letup, melesak menembus cakrawala jiwa?
adakah kita sering merasakan kerinduan-kerinduan yang tertahan?
hakikatnya raga hanyalah selongsong bagi ruh... ruh jiwa kita yang tahu ke mana sesungguhnya tujuan hidup kita. Hanya saja, seringkali badan kita terperangkap dalam petaka-petaka dunia hingga lambat laun ruh kita merasa lemah dalam menggapai kehakiian hidup.
manusia menapaki hari-hari-nya dalam sekian banyak huru-hara kesombongan, menantang Tuhannya dalam kejamakan keyakinan yang menenggelamkan manusia dalam pusaran kedengkian yang akhirnya berakhir menjadi remah-remah kehancuran.
Kenanglah kembali, remah - remah kesombongan Fir'aun yang akhirnya menenggelamkan dia dalam belahan laut mati. Pada akhirnya kita hanyalah makhluk, yang mengukung ruh dalam rentang masa yang telah digariskan masa akhirnya. Apalah guna kita mengeraskan hati? menyombongkan diri, meskipun telah ditegaskan bahwa kita hanya tercipta dari setetes mani yang hina.
Berapa banyak manusia yang bertindak seperti Tuhan atas manusia lainnya. Memberangus hak hidup atas makhluk Tuhan lainnya, hanya karena dia memiliki ratusan atau ribuan pengawal yang siap menjaganya. Berapa banyak manusia congkak seolah dia penentu kelangsungan kehidupan atas manusia lainnya hanya karena di dadanya bertengger medali tanda keunggulan dia dalam mengakali hidup.

1 komentar:

  1. ass, salam kenal dari kami...dan semangat barunya tetap , semakin bertambah...tambah...tambah :)

    BalasHapus